Layaknya
ayah ibu.
Yang
berbuat baik kepada anak-anaknya tanpa ada niat mendapat balasan maupun
penghargaan dari banyak orang.
Tanpa
satupun kata penjelasan dalam lisan, karena tak ada pamrih meskipun perih.
Tanpa
merasa telah berjasa, karena tak ada yang pernah tahu ridho Sang Kuasa.
Tanpa
melakukan pembelaan, karena tak mengharapkan kebaikan berbalik kepadanya meskipun
terlihat buruk di mata banyak orang.
Tanpa
lelah menutup amal baik, karena sanggup bertahan dalam sabar yang panjang meskipun
semua tak berada pada kendali.
Tanpa
perlu menjulurkan tangan, karena dalam diam pun bisa membungkam mulut yang
berbicara.
“Sepi
ing pamrih. Rame ing gawe”
Bekerja
keras itu tak perlu mengharapkan banyak kesan baik.
Berbagi
dalam diam juga menentramkan.
Karena
. . . . . .
Menjadi
ikhlas adalah ujian terberat dalam melakukan kebaikan.
Menjadi
ikhlas untuk menjaga niat agar dapat bertahan lama.
Menjadi
ikhlas yang hanya merajuk pada Nya tanpa pamrih kepada manusia Nya.
Menjadi
ikhlas demi melangkah kepada rahmat Nya.
Semoga
kita menjadi pribadi yang sebaik-baiknya dalam penglihatan Sang Pemilik Alam
Semesta.