Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
Sebelumnya kita sudah membahas keistimewaan perempuan
dalam tingkatan hidup yang pertama. Nah, sekarang mari beralih ke yang kedua.
Adalah sebagai istri, perempuan bisa menyempurnakan separuh Diin suaminya.
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW: “Jika seseorang
menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya, bertakwalah
kepada Allah untuk separuh agamanya yang kedua”.
Lalu, apa makna dari kalimat menyempurnakan agama itu
sendiri?
Manusia secara fitrah terlahir dengan hawa nafsu.
Manusia adalah makhluk biologis yang nafsunya tentu dikendalikan oleh dua hal, yakni
perutnya dan kemaluannya. Yang menjadi perusak agama melalui perut adalah
ketamakan dan keserakahan, sementara yang melalui kemaluan adalah perzinahan.
Nafsu kerap kali dijadikan sebagai diatas segala hal. Yang paling berat bagi
manusia yang sudah merasa tercukupi secara materi adalah mengendalikan nafsu.
Banyak manusia yang terjungkal dalam kehinaan hanya karena tidak mampu menjaga
nafsu perut dan kemaluan.
Oleh karenanya, pernikahan merupakan salah satu jalan
untuk meredam nafsu syahwat manusia. Menikah merupakan salah satu ibadah yang
mempunyai keutamaan yang sangat besar yang tidak dapat diperoleh dari ibadah
lainnya.
Dimana peran perempuan dalam menyempurnakan Diin
suaminya?
“Barangsiapa yang diberi karunia oleh Allah seorang
istri yang shalihah, artinya Allah telah menolongnya untuk menyempurnakan
setengah agamanya. Karena itu, bertakwalah kepada Allah setengah
sisanya”
Agar makna dari menyempurnakan separuh agama dapat
tercapai, perempuan harus mempunyai kesamaan visi dan misi sesuai tuntunan
agama untuk membangun bahtera rumah tangga demi mencapai Jannah-Nya. Maknanya
tidak semua perempuan dapat dijadikan penyempurna separuh agama.
Pertama
Nabi Muhammad SAW bersabda “Wanita itu dinikahi karena
4 perkara. Karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan karena agamanya.
Pilihlah wanita yang memiliki agama, engkau akan bahagia.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
Boleh saja seorang perempuan dipilih karena hartanya,
atau keturunannya bahkan kecantikannya. Namun alangkah baiknya perempuan
dipilih karena agamanya. Perempuan yang lebih unggul agamanya, akan mengamalkan
pemahaman tentang agama yang dipelajarinya. Kemudian dapat dipastikan perempuan
yang seperti ini akan menjaga harta serta kehormatan diri dan suaminya. Yang
akan menjadi perisai dan benteng bagi suaminya menuju jalan yang diridhai
Allah. Serta insyaAllah akan membawa suaminya kepada kebaikan di dunia maupun
di akhirat.
Kedua
Nabi Muhammad SAW bersabda “Nikahilah perempuan yang
sangat penyayang dan subur. Karena aku berbangga dengan kalian di hadapan umat
yang lain di hari kiamat”
Dari pernikahan, diharapkan perempuan dapat melahirkan
generasi-generasi emas yang berakhlakul karimah sesuai Al-Qur’an dan SunnahNya.
Allah pun berfirman: “Jangan pernah kamu membunuh
anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada
mereka juga kepadamu”
Dari hadist-hadist tersebut bisa diartikan bahwa
perempuan yang penyayang dan subur jika disertai keshalihan maka ia termasuk
penghuni surga-Nya yang juga akan menolong suaminya kelak melalui anak.
Ketiga
Sesungguhnya rasa malu adalah sebagian dari iman. Nabi
Muhammad SAW pun bersabda “Rasa malu tidaklah mendatangkan kecuali kebaikan”
Sejatinya, perempuan diciptakan memiliki rasa malu
yang besar. Rasa malu akan membuatnya menjaga kehormatannya juga
menghindarkannya dari hal-hal yang dilarang oleh Allah. Rasa malu akan menjaga
diri dari pergaulan dengan lawan jenis, memperlihatkan perhiasannya selain
kepada suami serta akan terjaga dari pandangan atau jamahan laki-laki lain.
Dengan begitu suami akan terhindar dari dosanya fitnah dunia.
Menjadi perempuan penyempurna separuh agama memang
tidak semudah mengucapkan kalimatnya. Namun jika disertai keihklasan dan
semata-mata mengharap ridha Allah maka semua akan terasa ringan. Semoga Allah
senantiasa mengabulkan niat-niat kita serta memudahkan jalan kita. Aamiin ya
rabbal’alamin.
Wassalamu’alaikum
warrahmatullahi wabarakatuh.