Thursday, May 31, 2018

Perempuan sebagai Penyempurna Separuh Diin Suaminya



Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Sebelumnya kita sudah membahas keistimewaan perempuan dalam tingkatan hidup yang pertama. Nah, sekarang mari beralih ke yang kedua. Adalah sebagai istri, perempuan bisa menyempurnakan separuh Diin suaminya.

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW: “Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya, bertakwalah kepada Allah untuk separuh agamanya yang kedua”.


Lalu, apa makna dari kalimat menyempurnakan agama itu sendiri?


Manusia secara fitrah terlahir dengan hawa nafsu. Manusia adalah makhluk biologis yang nafsunya tentu dikendalikan oleh dua hal, yakni perutnya dan kemaluannya. Yang menjadi perusak agama melalui perut adalah ketamakan dan keserakahan, sementara yang melalui kemaluan adalah perzinahan. Nafsu kerap kali dijadikan sebagai diatas segala hal. Yang paling berat bagi manusia yang sudah merasa tercukupi secara materi adalah mengendalikan nafsu. Banyak manusia yang terjungkal dalam kehinaan hanya karena tidak mampu menjaga nafsu perut dan kemaluan.

Oleh karenanya, pernikahan merupakan salah satu jalan untuk meredam nafsu syahwat manusia. Menikah merupakan salah satu ibadah yang mempunyai keutamaan yang sangat besar yang tidak dapat diperoleh dari ibadah lainnya.


Dimana peran perempuan dalam menyempurnakan Diin suaminya?


“Barangsiapa yang diberi karunia oleh Allah seorang istri yang shalihah, artinya Allah telah menolongnya untuk menyempurnakan setengah agamanya.  Karena itu, bertakwalah kepada Allah setengah sisanya”

Agar makna dari menyempurnakan separuh agama dapat tercapai, perempuan harus mempunyai kesamaan visi dan misi sesuai tuntunan agama untuk membangun bahtera rumah tangga demi mencapai Jannah-Nya. Maknanya tidak semua perempuan dapat dijadikan penyempurna separuh agama.


Pertama

Nabi Muhammad SAW bersabda “Wanita itu dinikahi karena 4 perkara. Karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan karena agamanya. Pilihlah wanita yang memiliki agama, engkau akan bahagia.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Boleh saja seorang perempuan dipilih karena hartanya, atau keturunannya bahkan kecantikannya. Namun alangkah baiknya perempuan dipilih karena agamanya. Perempuan yang lebih unggul agamanya, akan mengamalkan pemahaman tentang agama yang dipelajarinya. Kemudian dapat dipastikan perempuan yang seperti ini akan menjaga harta serta kehormatan diri dan suaminya. Yang akan menjadi perisai dan benteng bagi suaminya menuju jalan yang diridhai Allah. Serta insyaAllah akan membawa suaminya kepada kebaikan di dunia maupun di akhirat.


Kedua

Nabi Muhammad SAW bersabda “Nikahilah perempuan yang sangat penyayang dan subur. Karena aku berbangga dengan kalian di hadapan umat yang lain di hari kiamat”

Dari pernikahan, diharapkan perempuan dapat melahirkan generasi-generasi emas yang berakhlakul karimah sesuai Al-Qur’an dan SunnahNya.

Allah pun berfirman: “Jangan pernah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka juga kepadamu”

Dari hadist-hadist tersebut bisa diartikan bahwa perempuan yang penyayang dan subur jika disertai keshalihan maka ia termasuk penghuni surga-Nya yang juga akan menolong suaminya kelak melalui anak.


Ketiga

Sesungguhnya rasa malu adalah sebagian dari iman. Nabi Muhammad SAW pun bersabda “Rasa malu tidaklah mendatangkan kecuali kebaikan”

Sejatinya, perempuan diciptakan memiliki rasa malu yang besar. Rasa malu akan membuatnya menjaga kehormatannya juga menghindarkannya dari hal-hal yang dilarang oleh Allah. Rasa malu akan menjaga diri dari pergaulan dengan lawan jenis, memperlihatkan perhiasannya selain kepada suami serta akan terjaga dari pandangan atau jamahan laki-laki lain. Dengan begitu suami akan terhindar dari dosanya fitnah dunia.



Menjadi perempuan penyempurna separuh agama memang tidak semudah mengucapkan kalimatnya. Namun jika disertai keihklasan dan semata-mata mengharap ridha Allah maka semua akan terasa ringan. Semoga Allah senantiasa mengabulkan niat-niat kita serta memudahkan jalan kita. Aamiin ya rabbal’alamin.


Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.



Share:

Related Posts: