Cenayang untuk Masa Depan
Salah satu kelemahan manusia di era 4.0 adalah terlalu mencemaskan masa depan. Padahal setiap manusia sudah punya waktunya sendiri. Tetap saja, seringkali kita terlalu larut dalam mengikuti standar sosial yang jelas-jelas tidak bisa menentukan bagaimana seharusnya hidup berjalan.
Setiap individu itu jelas berbeda. Proses bertumbuh dan proses memulihkan pun berbeda. Tetap berjalan sesuai waktunya masing-masing. Kita masih bisa bertumbuh. Kita masih bisa memutar arah. Jangan terlalu keras terhadap diri yang masih berusaha mencari jati diri.
Terlalu mengkhawatirkan masa depan yang memang terlihat abstrak tidak akan membuat kita bisa memprediksinya. Akan selalu ada yang membuat terguncang dan datang penuh dengan kesulitan-kesulitan. Dunia pun tetap berputar cepat, seakan membuat kita merasa tertinggal dan takut akan masa depan, pasangan, pekerjaan, uang bahkan kematian.
Semua ini hanya soal waktu. Ibarat air mengalir. Kita tidak akan pernah bisa menyentuh air yang sama untuk kedua kalinya. Ibarat sungai. Waktu bernilai bukan dilihat dari seberapa panjangnya, tetapi dari seberapa banyak kebaikan yang kita lakukan didalamnya. Karena kita semua tahu bahwa waktu memiliki sifat tak terganti dan tak kembali.
Kita bisa saja bergegas melangkah, asal tidak tergesa. Kita selalu menuntut jawaban tegas, tapi sering lupa arah karena digoda oleh kesenangan sementara. Yah. Adrenalin untuk mencapai masa depan pun berpacu sehingga kita menjadi tergesa dan resah.
Jangan biarkan hawa nafsu menggiring akal untuk melupakan janji yang Allah tetapkan untuk setiap hambaNya. Kita hanya perlu sedikit bersabar lagi. “Nahnu mudabbir, Wallahu Muqaddir”.
Manusia hidup untuk menghidupkan siklus kehidupan. Remind to yourself to be patient for all that you want to achieve. But it doesn’t mean, “I’m kinda still in my lazy time”. Masa depan memang tidak bisa kita skenariokan, tapi kita tetap bisa serius dan fokus untuk melakukan yang terbaik terhadap apa yang sedang dijalani saat ini. Karena pada dasarnya, manusia bukanlah cenayang yang mendapatkan informasi dari masa depan.
Manusia hanya perlu berusaha sebaik mungkin, menyerahkan hasilnya kepada Ar Rahman. Dan akan datang dimana kita bisa berkata dengan lantang “Aku sudah tiba pada titik mengingat tak lagi khawatir dan mengenang tak lagi kecewa” (Aamiin)
Semoga Allah membimbing setiap langkah, sehingga apapun yang kita lakukan menjadi berkah dan apapun yang kita usahakan berbuah indah.