Wednesday, July 25, 2018

Nikmati Saja


Berusaha untuk tidak mengkhawatirkan yang akan terjadi kedepan.  Hanya sedikit terluka karena sebuah pilihan.  Yang terlihat sesederhana sebuah tulisan di buku harian, namun ternyata sedalam lautan. Tak ingin banyak drama yang mengarang seribu alasan. Diri ini sudah bosan dengan angan dari berbagai sudut pandang. 

Apapun pemikirannya,  cemburu ini akan selalu tetap terlihat berlebihan dan tak beralasan. Yang semakin menyiksa jika masih digenggam dan disimpan. Nama yang selalu ku langitkan juga setinggi harapan yang ku gantungkan. Namun sayang,  aku tak lagi mempedulikan celah perasaan. 

Aku tak akan melawan egoku sendiri,  hanya perlu sebuah pembiasaan. 
Aku tak akan memihak lisan orang,  hanya perlu sebuah keyakinan. 
Aku tak akan merayu kehendak Tuhan, hanya perlu sebuah kesabaran. 

Kini

Nikmati saja kesendirianmu. Tak akan ku rebut apapun yang bukan hakku. Tak akan ku paksa apapun yang bukan citaku. 
Nikmati saja kesenanganmu. Tak akan ku melupa tentang sebuah keputusan. Tak akan ku menderita tentang sebuah penyesalan. 

Karena nyatanya.
Aku terlanjur nyaman dengan apapun yang terabaikan. 
Nikmati saja. 
Arah jalan yang sudah kau temukan. 


Share:

Tuesday, July 10, 2018

Memilihmu


Pada kamis yang mendung. 
Tak banyak yang harus diperbincangkan. Cukup aku dan kamu yang saling percaya. 
Tak banyak yang harus dipahami. Cukup rinduku dan rindumu yang lupa memejamkan mata. 

Meskipun pada akhirnya aku tidak peduli pada jarak yang memisahkan, pada waktu yang menunda pertemuan.
Aku yang cemburu pada orang-orang yang bisa melihat tawamu. Sedangkan aku hanya bisa menyapamu lewat rindu.

Dan...
Tetaplah seperti ini, ikhlas menjadi tempatku berkeluh kesah dan mengadu.
Juga...
Menjadi tempat menampung segala rinduku.

Kepadamu, pengembala kisah. 

Apakah kamu akan tetap memilihku setelah melihat banyaknya kekuranganku? 
Apakah kamu akan tetap setia setelah menemukan yang lebih sempurna dariku? 
Apakah kamu akan tetap bersabar menunggu kesiapanku kepadamu? 
Apakah kamu akan tetap teguh berjuang bersamaku? 
Apakah kamu akan tetap ridha hati untuk menua bersamaku?

Ada banyak aksara berlarian yang berusaha menerjemahkan teduhnya senyummu juga tegarnya matamu. 
Semoga kamu tak keberatan untuk tetap berjalan menuju seseorang yang ku ikuti,  sebagai imam, sebagai yang halal untukku. 
Karena aku telah memilihmu, maka aku harus menyelesaikannya. 

Semoga sang Malikul Mulk pun merestui.
Aamiin. 😊


Share: